Kamis, 19 April 2012

askep hipertensi


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar belakang

Hipertensi merupakan salah satu penyakit system kardiovaskuler yang banyak dijumpai di masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit menular, namun harus senantiasa diwaspadai. Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan arteriosclerosis ( pengerasan arteri ) adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah tinggi juga menyebabkan gangguan ginjal.Sampai saat ini, usaha-usaha baik mencegah maupun mengobati penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya, karena adanya factor-faktor penghambat seperti kurang pengetahuan tentang hipertensi (pengertian, tanda dan gejala, sebab akibat, komplikasi ) dan juga perawatannya. Saat ini, angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi. Jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia diperkirakan 972 juta jiwa atau setara dengan 26,4 persen populasi orang dewasa.  Angka prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan riskesdas (riset kesehatan dasar) 2007 mencapai 30 persen dari populasi. Dari jumlah itu, 60 persen penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Sementara di dunia Barat, hipertensi justru banyak menimbulkan gagal ginjal, oleh karena perlu di galakkan pada masyarakat mengenai pengobatan dan perawatan Hipertensi

B.   Tujuan
1.    Mengetahui apa itu hipertensi
2.    Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan dari hipertensi
3.    Memenuhi tugas yang diberikan oleh dozen pembimbing


BAB II
PENBAHASAN
1.    Definisi

Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg ataulebih. (Barbara Hearrison 1997)
II. Etiologi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : ( Lany Gunawan, 2001 )
1.    Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.
2.    Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi.
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
o   Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport Na.
o   Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan darah meningkat
o   Stress Lingkungan.
o    Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua sertapelabaran pembuluh darah.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan          perubahan pada :
a)     Elastisitas dinding aorta menurun
b)     Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c)    Kemampuan jantung memompa darah menurun
1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d)     Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e)    Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

b.ciriperseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
   Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
   Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
  Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )
 Kegemukan atau makan berlebihan
 Stress
 Merokok
 Minum alkohol
 Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :
a. Ginjal
 Glomerulonefritis
  Pielonefritis
  Nekrosis tubular akut
  Tumor
b. Vascular
  Aterosklerosis
  Hiperplasia
  Trombosis
  Aneurisma
  Emboli kolestrol
  Vaskulitis
c. Kelainan endokrin
 DM
 Hipertiroidisme
 Hipotiroidisme
d. Saraf
 Stroke
 Ensepalitis
 SGB
e. Obat – obatan:
  Kontrasepsi oral , Kortikosteroi
III . Patofisiologi
Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diterukan ke sel jugularis. Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Danapabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkanretensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanandarah. Dengan Peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ organ seperti jantung.
IV.          Klasifikasi         
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari “The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and Treatment of High Blood Pressure “ (JNC – VI, 1997) sebagai berikut :
No
Kategori
Sistolik(mmHg)
Diastolik(mmHg)
1.
Optimal
<120
<80
2.
Normal
120 – 129
80 – 84
3.
High Normal
130 – 139
85 – 89
4.
Hipertensi



Grade 1 (ringan)
140 – 159
90 – 99

Grade 2 (sedang)
160 – 179
100 – 109

Grade 3 (berat)
180 – 209
100 – 119

Grade 4 (sangat berat)
>210
>120

V. Pathway / Penyimpangan KDM

Umur                           jenis kelamin               Gaya hidup                         obesitas 
Elastisitas menurun.
Arteriosklerosis
 

                                                                   hipertensi
                                               kerusakan vaskuler pembuluh darah
                                                              perubahan sruktur
                                                       penyumbatan pembuluh darah
                                                                  vasokontriksi
                                                              gangguan sirkulasi
                otak                                          ginjal                       pembuluh darah                     retina       
                                                          vasokontriksi                                                                spasme
resistensi            suplai O2 otak      pembuluh darah        sistemik            koroner              arteriol
pembuluh darah         sinkop                    ginjal              vasokontriksi        iskemi             diplopia
otak meningkat   gangguan perfusi   blood flow            after load             miokcard                 resti
                                   jaringan            respon RAA                                    nyeri dada              injuri
nyeri   gangguan                                 rangsangan   curah jantung      fatique
kepala   pola tdr                                     aldosteron                       intoleransi
                                                              retensi Na                           aktifitas
                                                                edema
VI. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :
o    Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
o    Sakit kepala
o    Epistaksis
o    Pusing / migrain
o    Rasa berat ditengkuk
o    Sukar tidur
o    Mata berkunang kunang
o    Lemah dan lelah
o    Muka pucat
o    Suhu tubuh rendah
VII. Komplikasi
Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi essensial. kadang-kadang hipertensi essensial berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah komplikasi pada organ sasaran seperti pada ginjal, mata,otak, dan jantung. gejala-gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing, migrain sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi essensial.
Pada survei hipertensi di Indonesia tercatat gejala-gejala sebagai berikut:
pusing, mudah marah, telinga berdengung, mimisan(jarangan), sukar tidur, sesak nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang-kunang.
Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah:
Gangguan penglihatan, Gangguan saraf, Gagagl jantung,Gangguan fungsi ginjal, Gangguan serebral (otak), yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma, sebelum bertambah parah dan terjadi komplikasi serius seperti gagal ginjal, serangan jantung, stroke, lakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan merubah gaya hidup dan pola makan. beberapa kasus hipertensi erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat. seperti kurang olah raga, stress, minum-minuman, beralkohol, merokok, dan kurang istirahat. kebiasaan makan juga perlu diqwaspadai. pembatasan asupan natrium (komponen utama garam), sangat disarankan karena terbukti baik untuk kesehatan penderita hipertensi.
Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain :
a. Stroke
b. Gagal jantung
c. Ginjal
d. Mata

Hubungan stroke dengan hipertensi dapat dijelaskan dengan singkat, bahwa tahanan dari pembuluh darah memiliki batasan dalam menahan tekanan darah yang datang. Apalagi dalam otak pembuluh darah yang ada termasuk pembuluh darah kecil yang otomatis memiliki tahanan yang juga kecil. Kemudian bila tekanan darah melebihi kemampuan pembuluh darah, maka pembuluh darah ini akan pecah dan selanjutnya akan terjadi stroke hemoragik yang memiliki prognosis yang tidak baik.

VIII. Pencegahan
 Usaha-usaha pencegahan dan pengobatan yang dapat dilakukan yaitu sbb.:
Ø  Mengurangi konsumsi garam dalam diet sehari-hari, maksimal 2 gram garam dapur. Batasi pula makanan yang mengandung garam natrium seperti corned beef, ikan kalengan, lauk atau sayuran instan, saus botolan, mi instan, dan kue kering. Pembatasan konsumsi garam mengakibatkan pengurangan natrium yang menyebabkan peningkatan asupan kalium. Ini akan menurunkan natrium intrasel yang akan mengurangi efek hipertensi.
Ø  Menghindari kegemukan (obesitas). Batasan kegemukan adalah jika berat badan lebih 10% dari berat badan normal. Pada penderita muda dengan hipertensi terdapat kecenderungan menjadi gemuk dan sebaliknya pada penderita muda dengan obesitas akan cenderung hipertensi. Pada orang gemuk akan terjadi peningkatan tonus simpatis yang diduga dapat mengakibatkan tekanan darah meningkat.
Ø  Membatasi konsumsi lemak. Ini dilakukan agar kadar kolesterol darah tidak terlalu tinggi karena kolesterol darah yang tinggi dapat menyebabkan endapan kolesterol. Hal ini akan menyumbat pembuluh darah dan mengganggu peredaran darah sehingga memperberat kerja jantung dan memperparah hipertensi. Kadar kolesterol normal dalam darah yaitu 200-250 mg per 100cc serum darah.
Ø  Berolahraga teratur dapat menyerap dan menghilangkan endapan kolesterol pada pembuluh nadi. Olah raga yang dimaksud adalah gerak jalan, berenang, naik sepeda dan tidak dianjurkan melakukan olah raga yang menegangkan seperti tinju, gulat atau angkat besi karena latihan yang berat dapat menimbulkan hipertensi.
Ø  Makan buah-buahan dan sayuran segar amat bermanfaat karena banyak mengandung vitamin dan mineral kalium yang dapat membantu menurunkan tekanan darah.
Ø  Tidak merokok dan tidak minum alkohol karena diketahui rokok dan alkohol dapat meningkatkan tekanan darah. Menghindari rokok dan alkohol berarti menghindari kemungkinan hipertensi.
Ø   Latihan relaksasi atau meditasi berguna untuk mengurangi stres atau ketegangan jiwa. Kendorkan otot tubuh sambil membayangkan sesuatu yang damai dan menyenangkan, mendengarkan musik dan bernyanyi sehingga mengurangi respons susunan saraf pusat melalui penurunan aktivitas simpatetik sehingga tekanan darah dapat diturunkan.

Ø   Merangkai hidup yang positif. Hal ini dimaksudkan agar seseorang mengurangi tekanan atau beban stres dengan cara mengeluarkan isi hati dan memecahkan masalah yang mengganjal dalam hati. Komunikasi dengan orang dapat membuat hati menjadi lega dan dari sini dapat timbul ide untuk menyelesaikan masalah.

Ø   Memberi kesempatan tubuh untuk istirahat dan bersantai dari pekerjaan sehari-hari yang menjadi beban jika tidak terselesaikan. Jika hal ini terjadi pada Anda, lebih baik melakukan kegiatan santai dulu. Setelah pikiran segar kembali akan ditemukan cara untuk mengatasi kesulitan itu.

Ø   Membagi tugas yang kita tidak bisa selesaikan dengan sendiri dapat mengurangi beban kita. Orang yang berpendapat dirinya mampu melakukan segala hal dengan sempurna biasa disebut perfeksionis, orang ini akan selalu stres dan menanggung beban kerja dan pikiran berlebihan. Kita harus sadar bahwa kemampuan setiap orang terbatas untuk mampu mengerjakan segala-galanya. Dengan memberi kesempatan pada orang lain untuk membantu menyelesaikan tugas kita, beban kita dapat berkurang dan kita juga banyak teman, yang tentunya akan menimbulkan rasa bahagia.

Ø   Menghilangkan perasaan iri atau dengki juga mengurangi ketegangan jiwa sehingga hati kita menjadi tentram. Menolong orang lain dengan tulus dan memupuk sikap perdamaian juga akan memberikan kepuasan yang tersendiri pada kita. Dengan memupuk sikap-sikap seperti itu, tentu kita akan mengurangi ketegangan, beban, stres yang timbul sehingga hipertensi dapat dihindari.

Orang yang sudah pernah memeriksakan dirinya dan diketahui menderita hipertensi, dapat diberikan obat-obat golongan diuretika, alfa bloker, beta bloker, vasodilator, antagonis kalsium dan penghambat ACE. Tentu saja, penggunaan obat-obat ini atas petunjuk dokter.




IX. Pengobatan
ü  Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi
a.    Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
a). Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
b). Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c). Penurunan berat badan
d). Penurunan asupan etanol
e). Menghentikan merokok
f). Diet tinggi kalium

b.    Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
a). Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain
b). Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Denyut nadi maksimal dapat ditentukan dengan rumus 220–umur
c). Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
d). Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
c.    Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
Ø   Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi
gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
Ø  Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
d.    Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
ü   Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat
(1). Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita. obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai ,obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita
(2)Pengobatannya meliputi :
Ø   Step 1 : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
Ø  Step 2 : Alternatif yang bisa diberikan
1) Dosis obat pertama dinaikan
2) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
3) Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
Ø   Step 3 : alternatif yang bisa ditempuh
1) Obat ke-2 diganti
2) Ditambah obat ke-3 jenis lain
Ø  Step 4 : alternatif pemberian obatnya
1) Ditambah obat ke-3 dan ke-4
2) Re-evaluasi dan konsultasi
3. Follow Up untuk mempertahankan terapi Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.

X. pemeriksaan penunjang

1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2. Pemeriksaan retina
3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan jantung
4. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
6. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin.
7. Foto dada dan CT scan.





ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HIPERTENSI
1.    Pengkajian
A. Aktivitas/ Istirahat
·          Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton
·          Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
B. Sirkulasi
·          Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.
·         Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda.
C. Integritas Ego
·         Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan
·         Tanda :Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue perhatian,tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
D.Eliminasi
·         Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayatpenyakit ginjal pada masa yang lalu).
F. Makanan/cairan
·         Gejala: Maanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan diuretic
·         Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria



G. Neurosensori
·         Genjala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,subojksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontansetelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur,epistakis).
·          Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek, proses piker, penurunan keuatan genggaman tangan.

H. Nyeri/ ketidaknyaman
·          Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakitkepala.
I. Pernafasan
·         Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok
·          Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyinafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.
J. Keamanan
·         Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.  
  
2.    Diagnosa keperawatan
    1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
    2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
    3. Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
    4. Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi.




3.    Intervensi dan rasional

1)    Diagnosa;
 Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia miokard.
Kriteria Hasil : Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah / bebankerja jantung , mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapatditerima, memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam rentangnormal pasien.

TINDAKAN/INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri

Pantau TD. Ukur pada kedua tangan/paha untuk evaluasi awal. Gunakan ukuran manset yang tepat dan teknik yang akurat.
Perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang keterlibatan/bidang masalah vaskular. Hipertensi berat diklasifikasikan pada orang dewasa sebagai peningkatan tekanan diastolik sampai 130; hasil pengukuran diastolik di atas 130 dipertimbangkan sebagai peningkatan pertama, kemudian maligma. Hipertensi sistolik juga merupakan faktor resiko yang ditentukan untuk penyakit serebrovaskular dan penyakit iskemi jantung bila tekanas diastolik 90-115.
Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.
Denyutan karotis, jugularis, radialis,dan femoralis mungkin teramati/terpalpasi. Denyut pada tungkai mungkin menurun, mencerminkan efek pada vasokontriksi (peningkatan SVR) dan kongesti vena.
Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.
S4 umum terdengar pada pasien hipertensi berat karena adanya hipertropi atrium (peningkatan volume/tekanan atrium). Perkembangan S3 menunjukkan hipertrofi vertikel dan kerusakan fungsi. Adanya krakles, dapat mengindikasikan kongesti paru sekunder terhadap terjadinya atau gagal jantung kronik.
Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler.
Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat mungkit berkaitan dengan vasokonstriksi atau mencerminkan dekompensasi/penurunan curah jantung.
Catat edema umum/tertentu.
Dapat mengindikasikan gagal jantung, kerusakan ginjal atau vaskular.
Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas/ keributan lingkungan. Batasi jumlah pengunjung dan lamanya tinggal.
Membantu untuk menurunkan rangsang simpatis; meningkatkan relaksasi.
Pertahankan pembatasan aktivitas, seperti istirahat ditempat tidur/kursi; jadwal periode istirahat tanpa gangguan; bantu pasian melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan.
Menurunkan stress dan ketegangan yang mempengaruhi tekana darah dan perjalanan penyakit hipertensi.
Lakukan tindakan-tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan leher, meninggikan kepala tempat tidur.
Mengurangi ketidaknyamanan dan dapat menurunkan rangsang simpatis.
Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan.
Dapat menimbulkan rangsangan yang menimbulkan stres, membuat efek tenang, sehingga akan menurunkan tekanan darah.

2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
Tujuan : Aktivitas pasien terpenuhi.
Kriteria Hasil :Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan / diperlukan,melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.

Intervensi
rasional
Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan parameter :frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat, catat peningkatanTD, dipsnea, atau nyeridada, kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat,pusig atau pingsan.

Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan / kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian padaaktivitas dan perawatan diri

Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri.




Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi, menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya.

Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas.
Parameter menunjukan respon fisiologis pasienterhadap stress, aktivitas dan indicator derajat pengaruh kelebihan kerja/ jantung




Stabilitas fisiologis pada istirahatpenting untuk memajukan tingkat aktivitas individual



(Konsumsioksigen miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatantiba-tiba pada kerja jantung

teknik penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen

Seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas danmencegah kelemahan

3). Diagnose  :
Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat.
Kriteria Hasil asien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman.

Intervensi :

o Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan
o Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.
O Batasi aktivitas.
o Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin.
o Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan.
o Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi.




4) . diagnosa  :
Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi.
Tujuan : Sirkulasi tubuh tidak terganggu.
Kriteria Hasil asien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.
Intervensi :
o Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur.
o Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia.
o Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan.
o Amati adanya hipotensi mendadak.
o Ukur masukan dan pengeluaran.
o Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan.
o Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan.

4.    Implementasi
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut :
Ø  Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnya
Ø   Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan darahnya
Ø  Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas
Ø   Meyakinkan penderita/clien. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeter
Ø   Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu
Ø  Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita
Ø  Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi
Ø  Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat     mengukur tekanan darahnya di rumah
Ø   Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2 x sehari
Ø   Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi
Ø   Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal
        - Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
Ø   Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
Ø   Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.
Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan hipertensi.











5.    Evaluasi
Langkah-langkah untuk mengevaluasi pelayanan keperawatan :
1.    Menentukan garis besar masalah kesehatan yang di hadapi ,
2.    Menentukan bagaimana rumasan tujuan perawatan yang akan dicapai,
3.    Manantukan kriteria dan standar untuk evaluasi. Kriteria dapat berhubungan dengan sumber-sumber proses atau hasil, tergantung kepada dimensi evaluasi yang diinginkan,
4.      Menentukan metode atau tehnik evaluasi yang sesuai serta sumber-sumber data yang diperlukan,
5.     Membandingkan keadaan yang nyata (sesudah perawatan) dengan kriteria dan standar untuk evaluasi,
6.     Identivikasi penyebab atau alasan yang tidak optimal atau pelaksanaan yang kurang memuaskan,
7.     Perbaiki tujuan berikutnya. Bila tujuan tidak tercapai perlu ditentukan alasan : mungkin tujuan tidak realistik, mungkin tindakan tidak tepat, atau mungkin ada faktor lingkungan yang tidak diatasi.










BAB III
PENUTUP

Ø  Kesimpulan
 Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik melebih dari 140 mmHg atau tekanan diastolic lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostic ini dapat dipastikan dengan mengukur rata-rata tekanan darah pada 2 waktu yang terpisah
 Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada mekanisme pengaturan tekanan darah
Patologi utama pada hipertensi adalah peningkatan tekanan vesikalis perifer arterior

Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolic karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ).

Ø  Saran
Diharapkan dengan di buatnya Asuhan Keperawatan keluarga resiko tinggi hipertensi ini dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian karena hipertensi dalam masyarakat khususnya dalam keluarga.






DAFTAR PUSTAKA






2 komentar: